17
01/2021
|
30
12/2020
|
Kategori : RISK MANAGEMENT Komentar : 0 komentar Author : Bursa Forex Indonesia |
Mungkin kamu pernah mendengar pengalaman trader pemula yang rugi banyak di awal, sehingga kapok dan langsung berhenti trading. Tahukah kamu? Kejadian rugi banyak seperti ini biasanya disebabkan karena tidak adanya risk management yang baik.
Mungkin kamu pernah mendengar pengalaman trader pemula yang rugi banyak di awal, sehingga kapok dan langsung berhenti trading. Tahukah kamu? Kejadian rugi banyak seperti ini biasanya disebabkan karena tidak adanya risk management yang baik, karena strategi trading yang baik saja tidak akan cukup jika tanpa dibarengi risk management yang baik pula. Kali ini akan menjelaskan tiga metode risk management dalam forex yang bisa kamu aplikasikan dalam rencana trading-mu berikutnya.
Teknik yang paling mudah dilakukan untuk menekan risiko kerugian adalah dengan cut loss atau stop loss. Sebelum melakukan transaksi, atur dulu batas rugimu dengan fitur stop loss yang tersedia. Batas rugi yang disarankan adalah 2-5% dari saldomu. Nah, dengan menggunakan fitur ini, transaksimu akan otomatis tertutup jika harga menyentuh batas stop loss.
Lalu, bagaimana cara menutup kerugian 2-5% ini? Kamu bisa membuat target profit yang lebih tinggi di kesempatan trading berikutnya, atau gunakan metode risk management kedua: switching.
Teknik switching muncul dari kelebihan forex yang memiliki peluang trading dua arah. Cara kerjanya adalah dengan mengubah posisi trading dari buy ke sell, atau sebaliknya. Misalnya, kamu sudah membuka posisi buy, tentu kamu berharap harga akan menguat supaya kamu bisa mendapat profit, kan? Namun, ternyata harga tidak bergerak naik sesuai analisismu, bahkan malah turun hingga 2%. Saat ini terjadi, kamu akan menutup transaksimu dan membuka posisi sell untuk menutup kerugian dari transaksi sebelumnya sekaligus mengejar potensi profit.
Teknik switching ini membutuhkan analisis yang matang dan penuh keyakinan. Kalau kamu memang tidak yakin transaksi keduamu akan menghasilkan profit yang bisa menutup kerugian, cukup lakukan cut loss saja, tanpa switching.
Terakhir, ada teknik cost averaging. Teknik ini berangkat dari pendapat bahwa harga pasar tidak mungkin bergerak ke satu arah untuk selamanya. Dengan teknik cost averaging, kamu akan melakukan trading secara berkala dan konsisten tanpa terpengaruh pergerakan harga. Sehingga pada akhirnya, kamu akan mendapatkan peluang profit dan risiko loss rata-rata, atau average.
Cost averaging merupakan teknik yang cukup ekstrim. Teknik ini lebih disarankan untuk trader yang memiliki dana lebih untuk trading.
Di antara tiga macam teknik di atas, mana yang menurutmu paling menarik untuk dicoba? Selain mengatur risiko kerugian, jangan lupa untuk mengatur batas untungmu juga, ya, supaya profit-mu terlindungi dari perubahan harga yang bisa datang sewaktu-waktu.
17
01/2021
|
16
01/2021
|
16
01/2021
|
16
01/2021
|
16
01/2021
|
16
01/2021
|
Trading dengan margin mengandung risiko tinggi dan mungkin tidak cocok bagi semua investor. Risiko kerugian yang ditimbulkan saat trading berjangka bisa sangat besar. Anda dapat kehilangan semua dana awal dan dana tambahan yang didepositkan untuk meningkatkan atau mengontrol posisi di pasar.Trading sangat dipengaruhi oleh mekanisme leverage. Artinya, Anda bisa memperdagangkan aset dengan nilai yang lebih besar dibanding nilai investasi awal yang kecil. Direkomendasikan untuk tidak menginvestasikan uang yang tidak sanggup Anda risikokan.
Harap diingat, trading mensyaratkan pengetahuan yang memadai tentang pasar keuangan, teknik dan strategi trading.
Kebijakan Privasi | Pengungkapan Resiko | Kontak
Copyright © 2020 Bursa Forex Indonesia - Pasaran Bursa Forex No 1 di Indonesia